Sejarah Vanadium
Vanadium pertama kali ditemukan oleh
Andres Manuel del Rio pada tahun 1801 dalam bijih timbel yang disebut eritronium
dan menyangka bahwa vanadium adalah logam krom tidak murni. Namun pernyataan
itu dibantah oleh seorang ahli kimia Perancis yang menyatakan pernyataan Del
Rio tersebut salah, dan Del Rio pun menyangka bahawa dirinya salah dan menyetujui
pernyataan itu. Kemudian pada tahun 1830 unsur ini kembali ditemukan di Swedia
oleh Nils Gabriel Selfstrom, beliau menemukannya bersama-sama di dalam bijih
besi. Kemudian Selfstrom menamakan unsur tersebut dengan nama Vanadium, yang
berasal dari kata Vanadis seorang dewi kecantikan asal Skandinavia. Logam
tersebut dinamakan seperti itu karena senyawaannya yang kaya akan warna yang
menjadikannya cantik. Vanadium merupakan unsur yang paling
banyak terdapat (0,02 % kerak bumi) dan ditemukan beberapa macam bijih. Salah
satu bijih yang penting secara komersil ialah V 2O5, dan bijjih yang paling
kompleks. Metalurgi vanadium tidak sederhana, tetapi vanadium murni (99,9 %)
dapat dihasilkan. Dalam penggunaannya vadium dibentuk sebagai logam campuran besi-vanadium,
ferrovanadium mengandung 35% - 95% V.
Vanadium yang ditemukan oleh Andrés
Manuel del Rio pada tahun 1801, kini menjadi bahan yang sudah sangat
terkenal di kalangan ilmuan-ilmuan cemerlang. Vanadium sendiri sebenarnya
memiliki sifat sedikit radioaktif dan berbahaya karena beracun. Namun Stuart
Licht dan kawan-kawan di Universitas Massachusetts, Boston, USA, kali ini
membuat inovasi terbaru dengan menemukan sel bahan bakar baru yang dapat
mengurangi penggunaan energi listrik pada kendaraan bernama vanadium
borida-udara. Dan menurut Stuart Licht sel tersebut memiliki sepuluh
kali lebih kuat dari baterai-baterai ion lithium dan tiga kali lebih
padat dibanding baterai-baterai zink-udara.
Pemanfaatan Vanadium Sebagai Bahan Bakar Mobil
Perusahaan GM(General Motors) bernama “Volt” pada tahun 2010 akan meluncurkan kendaraan-kendaraan baru yang menggunakan baterai ion. Kendaraanya tersebut bisa digunakan untuk 40 mil atau sekitar 64 km sebelum baterai lithium tersebut harus diisi ulang.
Di lain pihak Licht dengan sel
vanadium borida-udara tersebut berinisiatif untuk membuat kendaraan-kendaraan
bertenaga listrik dengan jarak tempuh yang tidak terbatas dan tidak
harus sering isi baterai. Karena apabila kendaraan buatan GM yang terkenal irit
dapat menempuh sekitar 64 km sebelum habis isi ulang, kendaraan dengan sel
vanadium borida-udara temuan Litch mampu sepuluh kali lebih kuat atau sekitar
640 km. Cara mengisi bahan bakar pun terbilang cukup praktis dengan singgah
di tempat pengisian bahan bakar dan mendapatkan bahan bakar segar lalu bisa
digunakan dengan jarak tempuh yang mereka anggap tidak terbatas, walaupun masih
mendapat tantangan dalam cara praktis pengisian ulang baterai tersebut menurut Peter
Bruce.
Dengan membaca artikel tersebut kita
setidaknya mendapatkan motivasi untuk maju khusunya dalam penggunaan bahan
bakar yang semakin sedikit di bumi kita ini. Semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Sekian terima kasih.
Daftar Pustaka
- Dieter Rehder, Bioinorganic Vanadium Chemistry, 2008, Wiley, p2
- Ariosto Aguilar Mandujano, Andres Manuel del Rio, Educator
- B. Smith Hopkins, Chemistry of the Rarer Elements, 1923, D.C. Heath and Company, p205
- J.W. Mellor, A Comprehensive Treatise on Inorganic and Theoretical Chemistry, Volume IX, 1929, Longmans, Green and Co., p714
- Sydney Marks, A Text-book of Inorganic Chemistry Volume VI. Part III., 1929, Charles Griffin & Company Limited, p12
- Per Enghag, Encyclopedia of the Elements: Technical Data – History – Processing – Applications, 2008, John Wiley & Sons, p542
- François Cardarelli, Materials Handbook: A Concise Desktop Reference, 2008, Springer, p342