Di dalam ilmu kimia, sering kita dengar pelarut dan zat terlarut. Sebenarnya, apa sih pelarut dan zat terlarut itu? Dan bagaimana aktivitas keduanya dalam kesetimbangan kimia?. Menurut Underwood (1994), Istilah pelarut atau solvent merupakan zat yang mempunyai komposisi yang lebih besar dari larutan, lebih dari 50% dalam suatu larutan, sedangkan untuk zat terlarut adalah zat yang mempunyai komposisi terkecil dari larutan. Zat terlarut akan mempengaruhi konsentrasi dari larutan. Berikut penjelasan dari aktivitas pelarut dan zat terlarut dalam kesetimbangan kimia.
a. Aktivitas pelarut
Dengan keterangan P*A yang menyatakan tekanan uap dari A murni dalam bentuk pelarut dan PA merupakan tekanan uap dalam bentuk larutan. Pada larutan ideal bagi pelarut dan zat terlarut yang memenuhi hukum Raoult di semua konsentrasi dan kita dapat menuliskan persamaannya sebagai berikut (Atkins,1996):
Dengan keadaan standar pelarut dan zat terlarut adalah cairan murni (tekanan 1 bar), kemudian diperoleh jika XA = 1. Jika larutan tidak memenuhi hukum Raoult, kita dapat menuliskan persamaannya sebagai berikut (Atkins,1996):
aA merupakan aktivitas A, sejenis fraksi mol efektif seperti fugasitas adalah suatu tekanan efekif. Dari persamaan-persamaan diatas, diperoleh penyederhanaan sebagai
Karena semua pelarut memenuhi hukum Raoult. Jika konsentrasi zat terlarut yang mendekati nilai nol maka aktivitas pelarut yang mendekati fraksi mol ketika XA → 1:
Seperti pada gas nyata, cara untuk mengetahui larutan ideal melalui koefisien aktivitas ϒ dengan persamaan:



Dari persamaan diatas, kita bisa menentukan potensial kimia pelarut adalah:
b. Aktivitas zat terlarut
Dalam penentuan koefisien aktivitas dan keadaan standar untuk zat terlarut memiliki masalah, yang terjadi pada perilaku encer ideal (hukum Henry) di dalam konsentrasi rendah, bukan ketika XB → 1. Penyusunan definisi dari zat terlarut yang mentaati hukum Henry dapat menunjukkan bagaimana cara mengatasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (Fatimah, 2015):
1. Zat terlarut encer ideal.
Pada zat terlarut B yang memenuhi hukum Henry mempunyai tekanan uap sebagai konstanta empiris. Persamaan dalam potensial kimia B dinyatakan sebagai berikut:
dengan
2. Zat terlarut nyata
Untuk aktivitas pelarut, dengan cara memasukkan aB sebagai pengganti xB ke hukum Henry sehingga memperoleh persamaan:
Pada tahap terakhir, keadaan standar tetap konstan, semua penyimpangan dari keidelan ditampung pada aktivitas aB. Besar aktivitas pada semua konsentrasi dapat diperoleh dengan persamaan:Untuk menentukan koefisien aktivitas dengan persamaan:
Penyimpangan zat terlarut dari keidealan hilang saat konsentrasi nol, namun pelarut penyimpangan hilang saat ketika mendekati kemurnian.
3. Aktivitas berkenaan dengan molalitas
Komposisi campuran sering dinyatakan sebagai molalitas m, pengganti dari fraksi mol. Langkah awal diperhatikan bahwa pada larutan encer, jumlah dari pelarut lebih besar daripada jumlah zat terlarut (nB << nA), sehingga untuk pendekatan yang baik xB = nB/nA. Karena nB sebanding dengan molalitas mB, kita dapat menuliskan perbandingannya sebagai berikut (Fatimah,2015):
k adalah konstanta dan mo dimasukkan supaya sisi sebelah kanan tidak berdimensi. Oleh karena itu, untuk larutan encer ideal. Sekarang untuk menentukan persamaan potensial yang baru dengan menggabungkan ln k dan μ:
Kemungkinan kita bisa menuliskan persamaan dari molalitasnya:
Potensial kimia zat terlarut memiliki keadaan standar μoB, jika molalitas B sama dengan mo. Untuk mengatasi penyimpangan, kita bisa memasukkan penyimpangan dari keidelan dengan mengenalkan aktivitas tidak berdimensi aB. Koefisien aktivitas yang tidak berdimensi ϒB dan menuliskannya:



Keadaan standar yang tidak berubah, sama seperti sebelumnya, semua penyimpangan dari keidelan ditampung di dalam koefisien aktivitas ϒB. Maka dapat diringkas untuk potensial kimia zat terlarut nyata pada segala molalitas.
Perlu bagi kita untuk mengetahui keadaan larutan keadaan nyata dan aktivitas untuk menentukan potensial kimia larutan tersebut. Hukum Raoult dan hukum Henry menjadi dasar untuk memenuhi penyimpangan-penyimpangan untuk menentukan potensial kimia berdasarkan fraksi mol suatu senyawa dalam pelarut maupun zat terlarut serta konstanta empirisnya.
Sumber:
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Fatimah, Is. 2015. Kimia Fisika. Sleman: Deepublish
Underwood, L dan R.A Day. 1994.Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
(Ririn Lailatul Fitriani, 16630067)