Jumat, 14 Desember 2018

Pemanfaatan Unsur Cobalt


Pada kesempatan kali ini kita akan coba membahas sedikit mengenai cobalt dan kegunaanya dalam kehidupan. Baaiklah sebelum kita membahas lebih jauh mengenai cobalt, mari kita berkenalan dulu dengan logam yang satu ini, karena banyak dari masyarakat mungkin belum tahu atau bahkan belum pernah mendengar unsur yang satu ini. Secara Bahasa cobalt berasal dari turunan kata ‘kobold’ yang berarti goblin atau roh hantu. Cobalt sendiri merupakan logam transisi, memiliki berat molekul 58,93g/mol, berbentuk padat pada suhu kamar, berwarna abu-abu perak, memiliki titik didih 2.870 – 2.927, titik leleh 1.495, tidak berbau, memiliki 2 bilangan valensi  yaitu cobaltous (II) dan cobaltic (III), merupakan oksidan yang kuat dan bisa menimbulkan api dan eksplosif bila terkena panas. Tetapi bersifat stabil bila berada di udara, tidak larut dalam air, serta bersifat reaktif oleh larutan asam.

Cobalt pertama kali ditemukan oleh oleh seorang keturunan swedia, bernama Georg Brandt pada tahun 1735. Mengenai kelimpahan atau sumber dari cobalt ini sangat jarang ditemukan dalam kerak bumi dan perarian alami, dimana cobalt sebagai endapan yang sangat tidak larut yang yaitu sebagai cobalt sulphide (CoS). Jadi cobalt ini sendiri tidak ditambang secara khusus namun untuk memperolehnya didapatkan dari produk samping dari pertambangan nikel dan tembaga.

Sifat Kobalt
  • Kobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral encer.
  • Unsur kimia Kobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh, agak keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika.
  • Mudah larut dalam asam – asam mineral encer
  • Kurang reaktif
  • Senyawanya umumnya berwarna
  • Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah
  • Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
  • Tahan korosi

Karena ketidaktenarannya cobalt, sehingga jarang sekali terdengar dalam kalangan masyarakat terutama mengenai kegunaannya. Dari berbagai produk dari cobalt, kebanyakan yag digunakan sebagai pewarna adalah cobalt-60. cobalt-60 merupakan isotop buatan, sebagai sumber sinar gamma yang penting dan digunakan secaara luas sebagai zat pencari jejak dan zat radioterapi. Sinar gamma yang digunakan dalam proses sterilisasi jaringan biologi seperti bone graft merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak bermuatan, dan tidak bermassa. Menurut peneliti jaringan tulang dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Minl Abbas, radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek itu dipancarkan oleh inti atom tidak stabil yang bersifat radioaktif, yaitu Cobalt-60. Pada 1735, seorang ilmuwan Swedia, George Brandt, menunjukkan bahwa warna biru pada kaca berwarna disebabkan adanya unsur baru bernama cobalt. Sedangkan radioaktif Cobalt-60 ditemukan oleh Glenn T Seaborg dan Fohn livingood dari University of California Berkeley pada akhir 1930-an.

Cobalt-60 digunakan dalam berbagai aplikasi di bidang kesehatan, pertanian, maupun pangan. Hal itu dimungkinkan karena Cobalt-60 dapat memancarkan sinar gamma yang mampu membunuh virus, bakteri, dan mikroorganisme patogen lainnya tanpa merusak produk. Misalnya, di bidang kesehatan, Cobalt-60 digunakan untuk mengiradiasi sel kanker. Dengan dosis radiasi tertentu yang terkendali, maka sel kanker akan terbunuh, sedangkan sel normal tidak akan terpengaruh dan akan bertahan terhadap radiasi.

Meskipun memiliki keuntungan yang besar, cobalt memiliki dampak besar dalam proses pembuatannya, operator dalam produksi cobalt ini berisiko terkontaminasi. Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir juga sangat rentan terkontaminasi zat-zat radioaktif apabila ada kebocoran atau tumpahan ketika reaksi nuklir berlangsung. Meskipun jarang terjadi, Cobalt-60 bisa saja bercampur dengan makanan atau air sehingga ikut masuk ke dalam tubuh manusia. Tidak hanya itu, Cobalt-60 yang bercampur dengan debu bisa pula terhirup dan menyusup ke tubuh manusia sehingga menyebabkan kanker.

Untuk mengurangi risiko terkena dampak negatif dari penggunaan Cobalt-60, bagi orang-orang yang pekerjaannya bersinggungan dengan radiasi Cobalt disarankan untuk melakukan cek kesehatan secara rutin. Beberapa tes laboratorium dapat mengukur jumlah Cobalt-60 dalam air seni, bahkan pada tingkat yang sangat rendah. Saat ini juga ditemukan sebuah teknik whole-body counting (menghitug secara keseluruhan dalam tubuh) yang dapat mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan Cobalt-60 dalam tubuh. Bahkan, ada pula alat-alat ponabel yang dapat langsung mengukur Cobalt-60 pada kulit atau rambut.