Jumat, 14 Desember 2018

Wajah Glowing Bahaya Loohh .... !


Pernahkah anda memperhatikan komposisi kosmetik anda?
Pernahkah kalian berpikir kenapa wajah sista bisa glowing?
Senyawa apa sih yang terkandung dalam kosmetik tersebut dan amankah?


Sering kita temui Sista-sista memiliki kulit wajah yang mengkilap (Glowing). Sista protes ngak kalau aku bilang sista sedang pakai kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Jangan marah dulu ya. silahkan deh ambil 3-5 produk kecantikan sista baik itu krim wajah ataupun lotion pemutih badan. Perhatikan deh komposisi bahannya, maka salah satunya dipastikan mengandung titanium dioxida (TiO2). Nah, apasih titanium dioxida (TiO2) kok digunakan dalam industri kosmetik?

Apasih Titanium Dioksida (TiO2) itu?
Titanium Dioxide (TiO2) adalah mineral alami yang ditambang dari bumi kemudian diproses lebih lanjut dan dimurnikan untuk digunakan dalam produk konsumen. Juga dikenal sebagai titanium (IV) oksida atau titania, itu adalah senyawa alami yang terdiri dari logam titanium dan oksigen. Titanium dioksida aman digunakan di banyak produk mulai dari cat dan makanan hingga obat-obatan dan kosmetik. Titanium Dioxide Ini juga merupakan salah satu pigmen pemutih. Senyawa ini digunakan untuk memutihkan kertas, namun sekarang banyak kita temui di beberapa produk makanan atau kosmetik menggunakan TiO2 ini sebagai bahan dasar pemutih dan juga memainkan peran penting dalam beberapa produk tabir surya sebagai cara untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang berbahaya dari matahari. 
Pasti setelah membaca paragraph diatas akan timbul pertanyaan seperti ini “Loh kok pemutih kertas dipakek untuk wajah apakah aman?”. Asal sista tau aja fungsi Titanium Dioksida pada kosmetik pada dasarnya adalah sebagai tabir surya (UV Protection) karena memang merupakan bahan tabir surya alami. Mineral ini membantu memberikan efek wajah yang lebih bersinar karena daya pantul cahayanya lebih tinggi dibanding berlian. Nah sista-sita yang kulit wajahnya mengkilat (glowing) itu dikarena TiO2 ini. Walaupun  ini zat kimia, tapi proses terbentuknya zat ini terjadi secara alami (bukan buatan).  Mineral ini juga membantu menyamarkan noda di kulit dan dapat menyejukkan kulit yang teriritasi.

Untuk yang suka nyari-nyari  SPF dengan angka besar, harus kenalan lho dengan TiO2. Sebab, TiO2 inilah yang akan menentukan seberapa besar SPF yang tercantum dalam suatu produk tabir surya. Semakin tinggi persentase TiO2, maka semakin besar juga angka SPF nya. TiO2 sebagai tabir surya memiliki kemampuan absorbing sinar UV yang kuat dan memiliki indeks refraksi yang tinggi. Dengan kemampuan seperti itu, TiO2 bisa memantulkan kembali Sinar UVA dan UVB sekaligus. 
Cara kerja TiO2 tidak seperti Mercury yang terdapat pada krim pemutih abal-abal yang bisa memutihkan kulit lebih putih dari kulit asli. Cara kerja dari krim pemutih atau sunblock yang mengandung TiO2 adalah sinar UV akan bereaksi  zat tersebut yang berfungsi sebagai katalis sebelum bereaksi dengan kulit kita sehingga kulit kita akan terlindungi. Jadi, jangan berharap lebih putih ya,  kalau pakai krim pemutih yang mengandung TiO2 jika hasilnya dibandingkan dengan pemutih yang mengandung merkuri.
Lantas Amankah Kosmetik Dengan Kandungan Mineral TiO2?
Menurut beberapa penelitian, Titannium Dioxida ini berbahaya untuk kesehatan organ tubuh manusia. Namun mengapa pada produk kecantikan masih menggunakan Titanium Dioxide?

Produk yang dimaksud adalah produk yang telah mendapatkan izin resmi dari BPOM, karena kadar maksimal TiO2 yang digunakan masih dalam kadar aman untuk kesehatan. WHO (World Health Organization) sendiri memang melegalkan penggunaan bahan ini ke dalam kosmetik bahkan untuk obat dan makanan juga. Kalau sudah berbicara tentang WHO sih, ini artinya berdasarkan riset-riset tertentu oleh para ahli. Sama seperti bahan apapun, Titanium Dioxide tidak membahayakan jika kadarnya tepat. The American Cancer Society memang memasukannya dalam daftar bahan Karsinogenik tapi itu tidak relevan untuk yang terdapat pada kosmetik, karena bentuknya sendiri sudah bukan bubuk. Kalau bentuknya bubuk memang kemungkinan zat ini cepat terserap ke dalam tubuh.

IARC memang menggolongkan  TiO2 sebagai zat karsonogen (pencetus kanker) bila dalam bentuk serbuk (debu TiO2). Hal itu dicetuskan setelah ditemukan kanker saluran napas pada tikus2 yang hidup di area produksi TiO2. Tapi hal tersebut belum tentu relevan dengan manusia yang sama2 terpapar dengan debu TiO2, jadi hal tersebut masih pro-kontra.
Perlu kita diketahui tentang penggunaan TiO2 pada sunblock atau  pemutih jika di kulit kita terdapat kandungan air, misalnya pada saat kita berenang. Karena dengan kehadiran air (H2O) maka akan terjadi reaksi pembentukan hidroxyl bebas OH dengan kata lain radikal bebas. Memang pembentukan radikal bebas tersebut hanya dalam hitungan per milidetik dan sifatnya sangat reaktif dan tidak stabil, sehingga mudah bereaksi kembali untuk membentuk molekul air. Namun dengan ukuran waktu se per milidetik tersebut, jika radikal bebas tersebut sempat bereaksi dengan kulit kita apakah yang akan terjadi? Radikal bebas OH jika bereaksi dengan sel organisme akan menghancurkan sel organisme dimana terjadi dekomposisi sel menjadi H2O(air) dan CO2 (Karbon Dioksida) sehingga memungkinkan terjadinya kanker. Sehingga, bila TiO2 bila digunakan sebagai sunblock maka harus dilapisi dengan silica atau alumina. Karena TiO2 yang 'telanjang' dapat membentuk suatu radikal bebas yang bisa mencetuskan kanker. Maka dari itu, kita sering menemukan 'silica' dalam ingredient sunblock/sunscreen kita.
Selanjutnya, untuk keamanan yang lebih, dianjurkan untuk  menghindari produk kecantikan yang mengandung TiO2 yang ada embel-embel Nanopartikel-nya karena itu kan artinya ukuran partikel yang sangat kecil, sehingga mudah terserap tubuh. Titanium dioksida (TiO2) nanopartikel inilah menyebabkan kerusakan genetik sistemik pada tikus, menurut studi komprehensif yang dilakukan oleh para peneliti di UCLA Jonsson Comprehensive Cancer Center.

Nanopartikel TiO2 diinduksi tunggal dan double-untai DNA istirahat dan juga menyebabkan kerusakan kromosom serta peradangan, semua yang meningkatkan risiko untuk kanker. Penelitian UCLA adalah yang pertama untuk menunjukkan bahwa nanopartikel memiliki efek seperti itu, kata Robert Schiest, seorang profesor patologi, onkologi radiasi dan ilmu kesehatan lingkungan, sebuah Jonsson Cancer Center ilmuwan dan penulis senior studi tersebut.
Setelah di sistem, nanopartikel TiO2 menumpuk di organ berbeda karena tubuh tidak memiliki cara untuk menghilangkannya. Dan karena mereka begitu kecil, mereka bisa pergi mana-mana di tubuh, bahkan melalui sel-sel, dan dapat mengganggu mekanisme sub-seluler Studi ini muncul minggu ini dalam jurnal Cancer Research.
Di masa lalu, ini nanopartikel TiO2 telah dianggap tidak beracun dalam bahwa mereka tidak menghasut reaksi kimia. Sebaliknya, permukaan interaksi bahwa nanopartikel telah di lingkungan mereka dalam hal ini di dalam tikus yang menyebabkan kerusakan genetik, Schiest kata. Mereka mengembara ke seluruh tubuh menyebabkan stres oksidatif, yang dapat menyebabkan kematian sel.
Ini adalah mekanisme baru toksisitas, reaksi fisikokimia, menyebabkan partikel-partikel ini dibandingkan dengan racun kimia biasa, yang merupakan subjek penelitian toksikologi biasa, Schiest kata.
        Jadi untuk sista-sista yang wajahnya glowing-glowing seperti kaca ea… hati-hati ya.. dilihat lagi komposisinya, jika mengandung TiO2 tanpa mengandung silica atau alumina sebaiknya hati-hati dengan air.. karna akan menghasilkan radikal bebas yang berbahaya bagi kulit… begitu juga yang ada embel-embel nanopartikel sista-sista harus lebih hari-hati nih karna akan meningkatkan risiko kanker.

Sekian dulu ya sista dari kami.. semoga bermanfaat.. bay bay..

Oleh: Vivi Septya Wati (16630061)
        Vinna Siti Hardiyanti Fauzi(16630076)

Referensi:
Su, Cherng-Yuh, Hong-Zheng Tang, Kent Chu, and Chung-Kwei Lin. “Cosmetic Properties of TiO2/Mica-BN Composite Powder Prepared by Spray Drying.” Ceramics International 40, no. 5 (June 2014): 6903–11. https://doi.org/10.1016/j.ceramint.2013.12.011.
Sari, Laila. 2012. Pengaruh Nanopartikel Titanium Dioksida Pada Resin Sebagai Material Transparan Anti Uv Dan Self Cleaning Material. SKRIPSI Universitas Andalas.
Rahmi, Dwinna. 2010. Lemak Padat Nanopartikel; Sintesis Dan Aplikasi. Jurnal Kimia dan Kemasan. Vol. 32 No.1 : 27-33