Tujuan pada praktikum ini adalah
1. mampu mengoperasikan progam Arguslab untuk menggambar struktur senyawa organic, baik secara manual maupun aplikasi konversi.
2. mampu mengetahui kerapatan, keelektronegatifan dan energi final SCF.
Dari percobaan parktikum yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut:Pembahasan
Senyawa benzena mempunyai rumus
molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan senyawa hidrokarbon aromatik. Nama
aromatik digunakan karena senyawa tersebut berbau harum.dari rumus molekulnya
dapat diketahui bahwa benzena merupakan senyawa tidak jenuh karena tidak
memenuhi rumus CnH2n+2.Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang
mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan sikloheksana
(C6H12), maka dapat diduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang
tinggi. Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena
memiliki ciri-ciri khas seperti yang dimiliki oleh alkena.Perkiraan tersebut
ternyata jauh berbeda dengan kenyataannya, karena benzena tidak dapat bereaksi
seperti alkena (adisi, oksidasi, dan reduksi).Lebih khusus lagi benzena tidak
dapat bereaksi dengan HBr, dan pereaksi-pereaksi lain yang lazimnya dapat
bereaksi dengan alkena.Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena
memberi petunjuk bahwa senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena
ataupun sikloalkena. Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam
senyawa aromatik, Penggolongan ini dahulu semata-mata dilandasi oleh aroma yang
dimiliki sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Perkembangan kimia pada tahap
berikutnya menyadarkan para kimiawan bahwa klasifikasi senyawa kimia haruslah
berdasarkan struktur dan kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat
fisikanya.Saat ini istilah aromatik masih dipertahankan, tetapi mengacu pada
fakta bahwa semua senyawa aromatik derajat ketidakjenuhannya tinggi dan stabil
bila berhadapan dengan pereaksi yang menyerang ikatan pi (π) (Septiawan, 2012).
Sikloheksana mengadopsi, bentuk tiga
dimensi strain-free yang disebut konformasi kursi karena kesamaannya dengan
kursi . Konformasi kursi sikloheksana memiliki baik sudut regangan maupun sudut
torsi yang dimana sudut ikatan pada C-C-C adalah sebesar 109,5 °, dan semua
ikatan C-H disekitarnya adalah staggered. Selain konformasi kursi, juga
terdapat konformasi alternatif pada sikloheksana yang disebut konformasi perahu
terpilin. Bagaimanapun konformasi ini memiliki steric strain dan torsional
strain sekitar 23 kJ / mol (5,5 kkal / mol) yang dimana energinya lebih tinggi
dengan konformasi kursi. Akibatnya, molekul yang memiliki konformasi perahu
terpilin hanya ada dalam keadaan khusus (Amrullah, 2016).
Dari hasil percobaan didapat nilai
dari energi final SCF pada senyawa Benzene adalah
Final SCF Energy = -31.2772479129 au
Final SCF Energy = -19626.7871 kcal/mol
Sedangkan pada senyawa Sikloheksana
energinya adalah
Final SCF Energy = -34.4987907083 au
Final SCF Energy = -21648.3375 kcal/mol
Dari nilai diatas benzene memiliki
nilai SCF lebih besar dari pada nilai SCF pada senyawa sikloheksana. Kerapatan
dari kedua senyawa tersebut ditunjukkan dari warna yang ditampilkan pada
aplikasi Arguslab. Dalam gambar bahwa benzene dan sikloheksana memiliki warna
biru, merah muda, dan putih. Tetapi dari benzene memiliki warna biru muda pada
pusat aromatiknya. Hal ini yang membedakan kerapatan dari kedua senyawa.. warna
biru muda pada benzene menyababkan kerapatannya rendah, dan warna biru muda ini
juga menunjukkan bahwa benzene lebih elektronegatif dari sikloheksena yang
hanya memiliki warna biru tua. Karena jika dibandingkan dengan dengan warna
merah muda dan putih, warna biru memiliki keelektronegatifan yang paling
tinggi. Nilai keelektronegatifan ini berbanding terbalik dengan kerapatan suatu
senyawa, semakin elektronegatif kerapatan senyawa akan berkurang dan
sebaliknya.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan
didapat gambar senyawa benzene dan senyawa sikloheksana, dapat disimpulkan bahwa
benzene lebih elektronegatif dibandingkan dengan sikloheksana. Sedangkan
kerapatan kebalika dari keelektronegatifan yaitu benzene lebih kecil
kerapatannya dibanding sikloheksana diketahui dari warna yang ditampilkan pada
argulab. Energi SCF benzene lebih besar dari energi SCF sikloheksana. Benzene :
Final SCF Energy = -31.2772479129 au
atau Final SCF Energy = -19626.7871
kcal/mol dan Sikloheksana : Final SCF Energy =
-34.4987907083 au atau Final SCF Energy = -21648.3375 kcal/mol.
Daftar
Pustaka
Amrullah,
2016. Analisis Sikloheksana.
Yogyakarta: Jurusan Kima FMIPA UGM