(1)
Jika tekanan berubah ke nilai p + dp, temperature kesetimbangan
akan berubah ke T + dT, sehingga pada T + dT dan p + dp kondisi kesetimbangan adalah (Adamson 1979: 278):
(2)
Dengan mengurangkan persamaan (1) dengan (2) didapat (Adamson 1979: 278):
(3)
Kemiringan
kurva batas-batas fasa
Biarkan p dan T berubah sedikit, tetapi dengan cara tertentu
sehingga kedua fasa α dan β ada dalam kesetimbangan. Potensial
kimia fase-fase itu sama, dan tetap sama: oleh karena itu perubahan pada nya
harus sama. Untuk setiap fasa : (Atkins 1996: 154)
(4)
Dengan adalah entropi molar fase-fase itu dan adalah volume molarnya. Oleh karena itu, (Atkins
1996: 154)
(5)
Dan persamaan (5) menjadi (Adamson 1979: 280):
(6)
Persamaan ini disebut persamaan Clapeyron (Adamson 1979: 280).
Persamaan Clapeyron adalah persamaan fundamental untuk
pembahasan kesetimbangan antara dua fasa senyawa murni. Sebagai catatan sisi
kiri kedua persamaan adalah turunan biasa bukan turunan parsial (Adamson 1979: 280). Hasil ini berlaku
pada semua transisi fase zat murni (Atkins 1996: 154).
Batas
padat-cair
Pelelehan (peleburan) disertai dengan perubahan entalpi molar dan terjadi pula pada temperatur T. Oleh
karena itu entropi pelelehan molar T adalah /T, dan persamaan Clapeyron menjadi (Atkins
1996: 154)
(7)
Dengan sebagai perubahan volume molar pelelehan.
Entalpi pelelehan bernilai positif (satu satunya perkecualian adalah , yang meleleh secara
eksoterm), dan perubahan volume biasanya positif tetapi selalu kecil. Kurvanya
sendiri dapat diperoleh dengan mengintegrasikan dp/dT dengan asumsi dan hampir tidak berubah dengan adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Jika temperatur leleh T* ketika tekanan p*, dan ketika
tekanan p, maka integrasi yang diperlukan adalah (Atkins
1996: 155)
(8)
Oleh karena itu, persamaan perkiraan batas padat/cair adalah (Atkins
1996: 155):
(9a)
Jika T dekat dengan T*, karena ln (1 + x) = x jika x kecil; maka
(Atkins 1996: 155)
(9b)
Batas
cair-uap
Entropi molar penguapan pada temperatur T sama dengan ; oleh karena itu
persamaan Clapeyron untuk batas cair – uap (Atkins 1996: 156):
(10)
Entalpi penguapan bernilai positif; bernilai besar dan positif. Oleh karena itu
dp/dT selalu positif, tetapi jauh lebih kecil daripada dp/dT untuk batas
padat-cair (Atkins 1996: 156).
Persamaan Clausius – Clapeyron :
(11)
Ketika transisi adalah fase gas, volume spesifik akhir dapat
berkali-kali ukuran volume spesifik awal. Sebuah pendekatan alami akan
mengganti dengan v2, selanjutnya pada tekanan
rendah, fasa gas dapat didekati dengan hukum gas ideal, sehingga v2
= vgs = R T / P, dimana R adalah gas spesifik massa konstan (memaksa
h dan v menjadi massa jenis) (Adamson 1979: 281).
Batas
padat-uap
Perbedaan antara kasus ini dengan kasus terakhir
hanyalah penggantian entalpi penguapan dengan entalpi sublimasi, . Hampiran yang
menghasilkan keberuntungan tekanan uap sublimasi terhadap temperatur sebagai
berikut (Atkins 1996: 157):
(12a)
dengan (12b)
karena entalpi
sublimasi lebih besar daripada penguapan, persamaan ini akan menunjukkan kepada
kita akan adanya kemiringan kurva sublimasi yang lebih tajam dari kurva
penguapan, di dekat kedua kurva bertemu (Atkins 1996: 158).
Reference :
Atkins, P. W. 1996. Kimia Fisika.
Jakarta: Erlangga
Adamson, Arthur W. 1979. A
Textbook of Physical Chemistry 2nd Edition. Academic Press, Elsiviers.