Rabu, 06 Desember 2017

Apa Itu Kalor ?

Assalamu’alaikum wr. wb.
Oke sahabat-sahabat pencari ilmu, kali ini saya akan berbagi arikel pengetahuan alam tentang Kalor. Kalian pasti pengen tau kan apasih itu kalor? Nah, disini saya akan menjelaskan tantang kalor tersebut. Monggo sahabat-sahabat, semoga ilmunya dapat bermanfaat. :D :D   
  1. Pengertian kalor
Kalor (head) adalah energi yang ditransfer antara suatu sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari perbedaan suhu. Energi, sebagai kalor bergerak dari satu tempat ke tempat lain yaitu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini diakibatkan adanya perbedaan suhu antara dua benda tersebut (Petrucci, 2008). Contohnya ketika kita menggunakan gelas kosong, lalu gelas tersebut kita isi dengan air panas dan juga air dingin. Kedua air tersebut kita campur dan kita aduk, maka akan didapat air yang hangat. Pada pencampuran antara air panas dan air dingin tersebut dihasilkan air hangat yang suhunya lebih rendah dari air panas, tetapi lebih tinggi dari gelas kosong sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada peristiwa tersebut terjadi perpindahan suhu tinggi ke rendah yang dinamakan perpindahan kalor.
Kalor adalah energi yang dapat dibuktikan oleh Joule dengan percobaanya yaitu sebagai berikut: beban yang dijatuhkan berulang-ulang dari suatu ketinggian akan memutar sudu didalam bejana berisi air. Ternyata, suhu air dalam bejana naik. Jumlah kalor yang diterima oleh air adalah massa (m) dengan kenaikan suhu (T). Jumlah energy yang dihasilkan oleh perputaran sudu-sudu sama dengan berat beban (w) dikalikan dengan jarak (h). dalam hal ini, energy potensial beban berubah menjadi energi kinetik sudu-sudu dan akhirnya menjadi kalor yang menaikkan suhu air. Jadi, kalor adalah energy (Suryatin, 2006).
  1. Rumus dan satuan kalor
Menurut sejarah, kuantitas kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu satu gram air sebesar satu derajat Celcius disebut kalori (kal). Kalori adalah satuan energy yang kecil, dan satuan kilokalori (kkal) juga digunakan secara luas (Petrucci, 2008)
1 Kkal= 1.000 kal
Menurut percobaan yang dilakukan Joule, bahwa terdapat hubungan antara satuan kalor (kalori) dengan energy potensial (joule) dengan kesetaraan yaitu (Suryatin, 2006):
Adapun rumus dari kalor yaitu:




  1. Perubahan pada benda yang disebabkan oleh Kalor
  1. Perubahan suhu benda
Menurut (Suryatin,2006) pada dasarnya, benda yang memiliki kalor yaitu benda yang suhunya lebih dari nol mutlak. Penentuan atau perubahan suhu di akibatkan oleh banyaknya kandungan kalor yang ada pada benda tersebut. Apabila suatu benda dipanaskan, maka otomatis benda tersebut suhunya akan naik. Hal ini disebabkan ditambahnya kalor terhadap benda tersebut. Sebaliknya apabila suatu benda didinginkan, maka otomtis benda tersebut suhunya akan turun. Hal ini disebabkan dilepaskannya kalor terhadap benda tersebut.
Lalu, apakah mungkin jika benda yang lebih tinggi suhunya akan menerima kalor dari benda yang lebih rendah suhunya? Itu adalah hal yang mustahil jika tidak ada alat bantu. Namun, hal tersebut bisa saja terjadi jika dilakukan dengan alat bantu.
Maka, dapat dinyatakan bahwa banyaknya kalor yang dperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda yaitu:
  • Sebanding dengan massa zat itu,
  • Sebanding dengan kenaikan suhu zat itu, dan
  • Tergantung pada jenis zat tersebut.
  1. Perubahan wujud zat
Perubahan wujud benda dapat terjadi apabila jika suatu benda tersebut diberikan kalor dalam satuan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai tiga wujud zat yaitu padat, cair, dan gas. Kalor dapat mempengaruhi wujud zat, yaitu padat menjadi cair, cair menjadi gas, dan sebaliknya. Perubahan wujud zat tidak hanya terjadi saat zat menerima kalor, tetapi juga saat melepas kalor. Adapun perubahan wujud seperti gambar dibawah (Mikrajuddin, 2007):



Keterangan:
  1. Mencair/Melebur: perubahan wujud zat dari padat ke cair.
  2. Membeku: perubhan wujud zat dari air ke padat.
  3. Evaporasi: perubahan wujud zat dari air ke gas.
  4. Kondensasi: perubahan wujud zat dari gas ke cair
  5. Menyublim: perubahan wujud zat dari padat ke gas
  6. Deposisi: perubahan wujud zat dari gas ke padat
Contohnya yaitu ketika es dipanaskan (diberi kalor), maka es (berwujud padat) tersebut akan mencair dan menjadi air (berwujud cairan), lalu apabila pemanasan ini tidak dihentikan, maka lama-kelamaan air tersebut akan berubah wujud menjadi gas. Perubahan wujud zat terjadi seperti diagram gambar diatas. Titik dimana suatu zat akan berubah menjadi zat cair disebut titik cair atau titik lebur.
  1. Kapasitas kalor dan kalor jenis
Jika sebuah benda dipanaskan, maka suhunya akan naik. Sebaliknya, jika sebuah benda didinginkan, maka suhunya akan turun. Jadi, ada sejumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu atau ada sejumlah kalor yang dilepaskan ketika suhu benda diturunkan.
  1. Kapasitas kalor
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhunya 1 derajat Celcius. Jika kalor Q menghasilkan suhu sebesar t maka kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut (Esvandiasi, 2007)

           


Menurut (Petrucci, 2008), kuantitas kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu suatu sistem sebesar satu derajat disebut kapasitas kalor (head capacity) sistem tersebut. Jika sitem adalah satu mol zat, digunakan istilah kapasitas kalor molar. Jika sistem adalah satu gram zat, istilah yang digunakan adalah kalor spesifik. Kalor spesifik suatu zat bergantung pada suhu.

Kuantitas kalor =        massa zat x kalor spesifik x perubahan suhu
            Massa zat x kalor spesifik = kapasitas kalor (C)
Maka, rumus dari kuantitas kalor yaitu:
  1. Kalor jenis
Menurut (Suryatin, 2006) kalor jenis (c) suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan suhunya 1 derajat Celcius atau 1K. Kalor jenis suatu zat dapat ditentukan dengan calorimeter. Adapun satuan untuk kalor jenis (c) adalah: J/kg derajat Celcius atau kal/g derajat Celcius
Maka,
  • Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan/menurunkan suhu = Q;
  • Untuk menaikkan suhu zat dengan massa m gram sebesar 1 derajat Celcius diperlukan (m x c) kalori;
  • Untuk menaikkan suhu zat dengan massa m gram sebesar ∆diperlukan (m x c x ∆T) kalori.
Adapun jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan zat sebesar;
  1. Perpindahan kalor
Perpindahan kalor dapat terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor dibagi menjadi 3 yaitu (Esvandiasi, 2007):
  1. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Contohnya yaitu jika kita mencelupkan sendok stainless steel (terbuat dari logam) kedalam gelas yang berisi air panas, maka sendok yang tidak tercelup (ujung sendok) akan terasa panas/hangat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sendok terjadi perpindahan aliran kalor dari bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu rendah. Konduksi kalor pada umumnya terjadi akibat tumbukan partikel-partikel atau molekul-molekul suatu benda. Jika suatu benda dipanaskan, partikel-partikel akan bergetar ditempat dengan lebih kuat dan menggetarkan partikel tetangganya sambil mentransfer energy sehingga energy partikel tetangga bertambah. Demikian seterusnya partikel-pertikel ini memberikan sebagian energinya ke pertikel berikutnya.
  1. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Secara alamiah, pergerakan fluida disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Sebagai contoh misalnya pada pemanasan air, massa jenis partikel air yang sudah panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan partikel air lain yang suhunya lebih rendah. Proses ini mengakibatkan seluruh partikel zat cair tersebut akan panas sempurna. Sedangkan secara paksa, pergerakan fluida disebabkan oleh perpindahan kalor yang dipaksakan/disengaja. Sebagai contoh misalnya pada kipas angin yang akan membawa udara dingin ke tempat yang panas, dan seperti radiator mobil yang memiliki sistem pendingin mesin.
  1. Radiasi atau Pancaran
Perpindahan kalor secara radiasi/pancaran adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Perpindahan kalor dapat melalui ruang hampa karena energy kalor dibawa dalam bntuk gelombang elektromagnetik. Sebagai contoh misalnya kita berada didekat api unggun yang panas, walapun di sudut manapun maka badan kita juga akan terasa hangat selagi badan kita tidak menyentuh api unggun tersebut. Hal ini karena perpindahan kalor (api unggun) tersebut dapat erpindah tanpa zat perantara dan dapat melalui ruang hampa.

Nah sahabat-sahabat pencari ilmu, mungkin cuma itu ilmu yang bisa saya bagikan. Kalau ada kesalahan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga ilmunya bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Daftar Pustaka:
Esvandiasi. 2007. Jago Fisika. Jakarta: Puspa Swara
Mikrajuddin., dkk. 2007. IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga
Petrucci. 2008. Kimia Dasar: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga
Suryatin, Budi. 2006. Fisika. Jakarta: Grasindo